ZA,GL

Pendidikan Negeriku

PENDIDIKAN
Pasal 31
  1. Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan
  2. Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.

BUDIDAYA JAMUR SEBAGAI UPAYA PEMANFAATAN LIMBAH

PERSIAPAN USAHA BUDIDAYA 
Persiapan Usaha Budidaya Jamur Tiram - pada dasarnya merupakan faktor penting yang berperan dalam menunjang kesuksesan usaha budidaya jamur tiram.

Cara membuat judul tabel berulang pada excel

Dalam penggunaan Excel 2007 atau versi yang sebelumnya dimana anda harus membuat tabel di Excel, namun tabel anda cukup panjang atau lebar sehingga saat tercetak atau di print lebih dari satu halaman sedangkan anda menginginkan header atau judul tabel tersebut harus tercetak pada setiap halaman yang anda cetak.

Nah Caranya adalah sebagai berikut

Klik Page layout >> pilih Print Titles >>Sheet>>Rows to repeat at top.  

dan pilih atau tandai  judul tabel tersebut. 

Untuk melihat hasilnya tekan print preview




Cara Membuat Judul Kolom Tabel Berulang Pada Word Office




Cara membuat judul kolom/heading tabel berulang. yaitu ketika membuat sebuah tabel yang ternyata sangat panjang sehingga menghabiskan beberapa halaman berikutnya. Biasanya judul kolom tabel tersebut tidak ada pada halaman berikutnya. 
Berikut ini merupakan cara agar judul kolom pada tabel tetap ada pada setiap halaman sehingga Anda tidak perlu repot membuatnya lagi. Kita langsung aja ya.

Kisah Seorang Wali Allah Uwais al-Qarni

Pada zaman Nabi Muhammad S.A.W, ada seorang pemuda bermata biru, rambutnya merah, pundaknya lapang panjang, berpenampilan cukup tampan.Kulitnya kemerah-merahan. Dagunya menempel di dada kerana selalu melihat pada tempat sujudnya. Tangan kanannya menumpang pada tangan kirinya. Ahli membaca al-Quran dan selalu menangis, pakaiannya hanya dua helai dan sudah kusut yang satu untuk penutup badan dan yang satunya digunakannya sebagai selendang. Tiada orang yang menghiraukan, tidak terkenal dalam kalangan manusia,namun sangat terkenal di antara penduduk langit.

Tatkala datangnya hari Kiamat, dan tatkala semua ahli ibadah diseru untuk memasuki Syurga, dia justeru dipanggil agar berhenti dahulu seketika dan disuruh memberi syafa'atnya.  Ternyata Allah memberi izin padanya untuk memberi syafa'at bagi sejumlah bilangan qabilah Robi'ah dan qabilah Mudhor, semua dimasukkan ke Syurga dan tiada seorang pun ketinggalan dengan izin-Nya.

Dia adalah 'Uwais al-Qarni' siapalah dia pada mata manusia...

Tidak banyak yang mengenalnya, apatah lagi mengambil tahu akan hidupnya. Banyak suara-suara yang mentertawakan dirinya, mengolok-olok dan mempermainkan hatinya.  Tidak kurang juga yang menuduhnya sebagai seorang yang membujuk, seorang pencuri serta berbagai macam umpatan demi umpatan, celaan demi celaan daripada manusia.

Suatu ketika, seorang fuqoha' negeri Kuffah, datang dan ingin duduk bersamanya. Orang itu memberinya dua helai pakaian sebagai hadiah. Namun, hadiah pakaian tadi tidak diterima lalu dikembalikan semula kepadanya. Uwais berkata:

"Aku khuatir, nanti orang akan menuduh aku, dari mana aku mendapatkan pakaian itu? Kalau tidak daripada membujuk pasti daripada mencuri."
Uwais telah lama menjadi yatim. Beliau tidak mempunyai sanak saudara, kecuali hanya ibunya yang telah tua renta dan lumpuh tubuh badannya.

Hanya penglihatan kabur yang masih tersisa.

Bagi menampung kehidupannya sehari-hari, Uwais bekerja sebagai pengembala kambing. Upah yang diterimanya hanya cukup-cukup untuk menampung keperluan hariannya bersama ibunya. Apabila ada wang berlebihan, Uwais menggunakannya bagi membantu tetangganya yang hidup miskin dan serba kekurangan.  Kesibukannya sebagai pengembala dan merawat ibunya yang lumpuh dan buta, tidak mempengaruhi kegigihan ibadahnya. Dia tetap melakukan puasa di siang hari dan bermunajat di malam harinya.

Uwais al-Qarni telah memeluk Islam ketika seruan Nabi Muhammad S.A.W tiba ke negeri Yaman. Seruan Rasulullah telah mengetuk pintu hati mereka untuk menyembah Allah, Tuhan Yang Maha Esa, yang tidak ada sekutu bagi-Nya.

Islam mendidik setiap pemeluknya agar berakhlak luhur. Peraturan-peraturan yang terdapat di dalamnya menarik hati Uwais. Apabila seruan Islam datang di negeri Yaman, ia segera memeluknya, kerana selama ini hati Uwais selalu merindukan datangnya kebenaran. Banyak tetangganya yang telah memeluk Islam, pergi ke Madinah untuk mendengarkan ajaran Nabi Muhammad S.A.W secara langsung. Sekembalinya di Yaman, mereka memperbaharui rumah tangga mereka dengan cara kehidupan Islam.

Alangkah sedihnya hati Uwais apabila melihat setiap tetangganya yang baru datang dari Madinah. Mereka itu telah bertamu dan bertemu dengan kekasih Allah penghulu para Nabi, sedang dia sendiri belum berkesempatan.  Kecintaannya kepada Rasulullah menumbuhkan kerinduan yang kuat untuk bertemu dengan sang kekasih. Namun apakan daya, dia tidak punya bekal yang cukup untuk ke Madinah. Lebih dia beratkan adalah ibunya yang sedang sakit dan perlu dirawat. Siapa yang akan merawat ibunya sepanjang ketiadaannya nanti?

Diceritakan ketika terjadi perang Uhud Rasulullah S.A.W mendapat cedera dan giginya patah kerana dilempari batu oleh musuh-musuhnya. Khabar ini sampai ke pengetahuan Uwais.  Dia segera memukul giginya dengan batu hingga patah. Hal tersebut dilakukan sebagai bukti kecintaannya kepada Rasulullah, sekalipun ia belum pernah melihatnya.

Hari berganti dan musim berlalu, dan kerinduan yang tidak terbendung dan hasrat untuk bertemu tidak dapat dipendam lagi. Uwais merenungkan diri dan bertanya dalam hati, "Bilakah ia dapat menziarahi Nabinya dan memandang wajah beliau dengan dekat?"
Bukankah dia mempunyai ibu yang sangat memerlukan perhatian daripadanya dan tidak sanggup meninggalkan ibunya sendiri. Hatinya selalu gelisah siang dan malam menahan kerinduan untuk berjumpa Rasulullah.  Akhirnya, pada suatu hari Uwais mendekati ibunya. Dia meluahkan isi hatinya dan memohon izin kepada ibunya agar diperkenankan untuk pergi menziarahi Nabi S.A.W di Madinah.  Sang ibu, walaupun telah uzur, merasa terharu ketika mendengar permohonan anaknya. Beliau amat faham hati nurani anaknya, Uwais dan berkata,  "Pergilah wahai anakku! Temuilah Nabi di rumahnya. Apabila telah berjumpa, segeralah engkau kembali pulang."  Dengan rasa gembira dia berkemas untuk berangkat. Dia tidak lupa untuk menyiapkan keperluan ibunya yang akan ditinggalkan serta berpesan kepada tetangganya agar dapat menemani ibunya selama mana dia pergi.

Sesudah siap segala persediaan, Uwais mencium sang ibu. Maka berangkatlah Uwais menuju Madinah yang berjarak lebih kurang empat ratus kilometer dari Yaman.  Medan yang begitu panas dilaluinya. Dia tidak peduli penyamun gurun pasir, bukit yang curam, gurun pasir yang luas yang dapat menyesatkan dan begitu panas di siang hari, serta begitu dingin di malam hari. Semuanya dilalui demi bertemu dan dapat memandang sepuas-puasnya paras baginda Nabi S.A.W yang selama ini dirinduinya.

Tibalah Uwais al-Qarni di kota Madinah. Segera ia menuju ke rumah Nabi S.A.W, diketuknya pintu rumah itu sambil mengucapkan salam. Keluarlah sayyidatina 'Aisyah R.A sambil menjawab salam Uwais.  Segera sahaja Uwais menanyakan Nabi yang ingin dijumpainya. Namun ternyata baginda tidak berada di rumah melainkan berada di medan perang. Betapa kecewa hati sang perindu, dari jauh ingin berjumpa tetapi yang dirindukannya tidak berada di rumah. Dalam hatinya bergolak perasaan ingin menunggu kedatangan Nabi S.A.W dari medan perang.  Bilakah beliau pulang? Sedangkan masih terngiang di telinga pesan ibunya yang sudah tua dan sakit-sakitan itu, agar ia cepat pulang ke Yaman.
"Engkau harus lekas pulang."  Atas ketaatan kepada ibunya, pesan ibunya tersebut telah mengalahkan suara hati dan kemahuannya untuk menunggu dan berjumpa dengan Nabi S.A.W.  Dia akhirnya dengan terpaksa memohon untuk pulang semula kepada sayyidatina 'Aisyah R.A ke negerinya. Dia hanya menitipkan salamnya untuk Nabi S.A.W dan melangkah pulang dengan hati yang pilu.

Sepulangnya dari medan perang, Nabi S.A.W langsung menanyakan tentang kedatangan orang yang mencarinya. Nabi Muhammad S.A.W menjelaskan bahawa Uwais al-Qarni adalah anak yang taat kepada ibunya. Ia adalah penghuni langit dan sangat terkenal di langit.  Mendengar perkataan baginda Rasulullah S.A.W, sayyidatina 'Aisyah R.A dan para sahabatnya terpegun.  Menurut sayyidatina 'Aisyah R.A memang benar ada yang mencari Nabi S.A.W dan segera pulang kembali ke Yaman, kerana ibunya sudah tua dan sakit-sakitan sehingga ia tidak dapat meninggalkan ibunya terlalu lama.

Rasulullah S.A.W bersabda: "Kalau kalian ingin berjumpa dengan dia (Uwais al-Qarni), perhatikanlah, ia mempunyai tanda putih di tengah-tengah telapak tangannya."

Sesudah itu Rasulullah S.A.W, memandang kepada sayyidina Ali K.W dan sayyidina Umar R.A dan bersabda:  "Suatu ketika, apabila kalian bertemu dengan dia, mintalah doa dan istighfarnya, dia adalah penghuni langit dan bukan penghuni bumi."

Tahun terus berjalan, dan tidak lama kemudian Nabi S.A.W wafat, hinggalah sampai waktu khalifah Sayyidina Abu Bakar as-Shiddiq R.A telah digantikan dengan Khalifah Umar R.A.  Suatu ketika, khalifah Umar teringat akan sabda Nabi S.A.W tentang Uwais al-Qarni, sang penghuni langit. Beliau segera mengingatkan kepada sayyidina Ali R.A untuk mencarinya bersama.  Sejak itu, setiap ada kafilah yang datang dari Yaman, mereka berdua selalu bertanya tentang Uwais al-Qarni, apakah ia turut bersama mereka. Di antara kafilah-kafilah itu ada yang merasa hairan, apakah sebenarnya yang terjadi sampai ia dicari oleh beliau berdua.  Rombongan kafilah dari Yaman menuju Syam silih berganti, membawa barang dagangan mereka.

Suatu ketika, Uwais al-Qarni turut bersama rombongan kafilah menuju kota Madinah.  Melihat ada rombongan kafilah yang datang dari Yaman, segera khalifah Umar R.A dan sayyidina Ali R.A mendatangi mereka dan menanyakan apakah Uwais turut bersama mereka.  Rombongan itu mengatakan bahawa ia ada bersama mereka dan sedang menjaga unta-unta mereka di perbatasan kota. Mendengar jawapan itu, beliau berdua bergegas pergi menemui Uwais al-Qarni.  Sesampainya di khemah tempat Uwais berada, Khalifah Umar R.A dan sayyidina Ali K.W memberi salam. Namun rupanya Uwais sedang melaksanakan solat. Setelah mengakhiri solatnya, Uwais menjawab salam kedua tamu agung tersebut sambil bersalaman.

Sewaktu berjabat tangan, Khalifah Umar segera membalikkan tangan Uwais, untukmembuktikan kebenaran tanda putih yang berada di telapak tangan Uwais,sebagaimana pernah disabdakan oleh baginda Nabi S.A.W.  Memang benar! Dia penghuni langit.

Dan ditanya Uwais oleh kedua tamu tersebut,
"Siapakah nama saudara?"
"Abdullah." Jawab Uwais.

Mendengar jawapan itu, kedua sahabat pun tertawa dan mengatakan,
"Kami juga Abdullah, yakni hamba Allah. Tapi siapakah namamu yang sebenarnya?"

Uwais kemudian berkata "Nama saya Uwais al-Qarni."

Dalam pembicaraan mereka, diketahuilah bahwa ibu Uwais telah meninggal dunia.Itulah sebabnya, dia baru dapat turut bersama rombongan kafilah dagang saat itu. Akhirnya, Khalifah Umar dan sayyidina Ali memohon agar Uwais berkenan mendoakan untuk mereka.

Uwais enggan dan dia berkata kepada khalifah,
"Sayalah yang harus meminta doa daripada kalian."

Mendengar perkataan Uwais, Khalifah berkata,
"Kami datang ke sini untuk mohon doa dan istighfar daripada anda."

Karena desakan kedua sahabat ini, Uwais al-Qarni akhirnya mengangkat kedua tangannya, berdoa dan membacakan istighfar.  Setelah itu Khalifah Umar R.A berjanji untuk menyumbangkan uang negara daripada Baitulmal kepada Uwais, untuk jaminan hidupnya. Segera sahaja Uwais menolak dengan halus dengan berkata,  "Hamba mohon supaya hari ini saja hamba diketahui orang. Untuk hari-hari selanjutnya, biarlah hamba yang fakir ini tidak diketahui orang lagi."

Setelah kejadian itu, nama Uwais kembali tenggelam dan tidak terdengar beritanya.  Namun, ada seorang lelaki pernah bertemu dan dibantu oleh Uwais. Ketika itu kami berada di atas kapal menuju ke tanah Arab bersama para pedagang. Tanpa disangka-sangka angin taufan berhembus dengan kencang.  Akibatnya, hempasan ombak menghentam kapal kami sehingga air laut masuk ke dalam kapal dan menyebabkan kapal semakin berat. Pada saat itu, kami melihat seorang laki-laki yang mengenakan selimut berbulu di pojok kapal yang kami tumpangi, lalu kami memanggilnya.

Lelaki itu keluar daripada kapal dan melakukan solat di atas air. Betapa terkejutnya kami melihat kejadian itu.
"Wahai waliyullah, tolonglah kami!" 

Namun, lelaki itu tidak menoleh. Lalu kami berseru lagi,
"Demi Zat yang telah memberimu kekuatan beribadah, tolonglah kami!"

Lelaki itu menoleh kepada kami dan berkata,
"Apa yang terjadi?"
"Tidakkah engkau melihat bahawa kapal dihembus angin dan dihentam ombak?" Tanya kami.

"Dekatkanlah diri kalian pada Allah!" Katanya.

"Kami telah melakukannya."
"Keluarlah kalian daripada kapal dengan membaca Bismillahirrahmaanirrahiim!"
Kami pun keluar daripada kapal satu persatu dan berkumpul. Pada saat itu jumlah kami lima ratus lebih. Sungguh ajaib, kami semua tidak tenggelam, sedangkan perahu kami serta isinya tenggelam ke dasar laut.

Lalu orang itu berkata pada kami,
"Tidak apalah harta kalian menjadi korban, asalkan kalian semua selamat."
"Demi Allah, kami ingin tahu, siapakah nama Tuan?" Tanya kami.

"Uwais al-Qorni." Jawabnya dengan singkat.

Kemudian kami berkata lagi kepadanya, "Sesungguhnya harta yang ada di kapal tersebut adalah milik orang-orang fakir di Madinah yang dikirim oleh orang Mesir."
"Jika Allah mengembalikan harta kalian. Apakah kalian akan membahagi-bahagikannya kepada orang-orang fakir di Madinah?" Tanyanya.

"Ya!" Jawab kami.

Orang itu pun melaksanakan solat dua rakaat di atas air, lalu berdoa. Setelah Uwais al-Qarni mengucap salam, tiba-tiba kapal itu muncul ke permukaan air, lalu kami menumpanginya dan meneruskan perjalanan. Setibanya di Madinah, kami membahagi-bahagikan seluruh harta kepada orang-orang fakir di Madinah, tiada satu pun yang tertinggal.

Beberapa waktu kemudian, tersiar khabar Uwais al-Qarni telah pulang ke rahmatullah. Anehnya, pada saat dia akan dimandikan tiba-tiba sudah banyak orang yang berebut untuk memandikannya. Dan ketika dibawa ke tempat pembaringan untuk dikafan, di sana sudah ada orang-orang yang menunggu untuk mengkafankannya.

Demikian juga ketika orang pergi hendak menggali kuburnya. Di sana ternyata sudah ada orang-orang yang menggali kuburnya hingga selesai. Ketika usungan dibawa menuju ke perkuburan, luar biasa banyaknya orang yang berebutan untuk mengusungnya.

Syeikh Abdullah bin Salamah menjelaskan,
"Ketika aku ikut menguruskan jenazahnya hingga aku pulang daripada menghantarkan jenazahnya, lalu aku ingin untuk kembali ke kubur tersebut untuk memberi tanda pada kuburnya, akan tetapi sudah tak terlihat ada bekas di kuburnya."
(Syeikh Abdullah bin Salamah adalah orang yang pernah ikut berperang bersama Uwais al-Qarni pada masa pemerintahan sayyidina Umar R.A.)

Pemergian Uwais al-Qarni telah menggemparkan masyarakat kota Yaman. Banyak terjadi hal-hal yang amat menghairankan. Sedemikian banyaknya orang yang tidak kenal datang untuk mengurus jenazah dan pengebumiannya, padahal Uwais adalah seorang fakir yang tidak dihiraukan orang.

Sejak dia dimandikan hingga jenazahnya hendak diturunkan ke dalam kubur, di situ selalu ada orang-orang yang telah siap melaksanakannya terlebih dahulu. Penduduk kota Yaman tercengang.

Mereka saling bertanya-tanya "Siapakah sebenarnya engkau wahai Uwais al-Qarni? Bukankah Uwais yang kita kenal, hanyalah seorang fakir yang tidak memiliki apa-apa? Kerjanya hanyalah sebagai penggembala?"

"Namun, ketika hari wafatmu, engkau telah menggemparkan penduduk Yaman dengan hadirnya manusia-manusia asing yang tidak pernah kami kenali. Mereka datang dalam jumlah sedemikian banyaknya."

Agaknya mereka adalah para malaikat yang diturunkan ke bumi, hanya untuk mengurus jenazah dan pemakamannya.

Baru saat itulah penduduk Yaman mengetahuinya siapa Uwais al-Qarni.
"Dialah Uwais al-Qarni, tidak terkenal di bumi tapi sangat terkenal di langit."

 - Artikel iluvislam.com

Arti dari ALIF LAM MIM dalam Al-Qur'an



Saya yakin ini juga menjadi pertanyaan dari teman-teman muslim saya dimanapun Anda berada yakni apa arti dari Alif Lam Mim, Ya Sin, Ha Mim, Nun, Qaf, dan surat yang permulaan ayatnya hanya terdiri dari huruf-huruf saja ? Jawabannya adalah (Wallaahu A’lam) :

1. Merupakan huruf-huruf perangkai
Alif Lam Mim, Ya Sin, Ha Mim, dll dikenal dengan nama Al-Muqattat yakni huruf-huruf perangkai. Ada 29 huruf di dalam alfabet Arab (jika hamzah dan alif dipertimbangkan sebagai 2 huruf) dan ada 29 surat yang memiliki permulaan surat yang memiliki jenis ayat seperti ini (hanya huruf-huruf saja). Huruf-huruf tersebut kadang tunggal, kadang juga merupakan kombinasi dari dua huruf dan kadang merupakan kombinasi dari 3, 4, atau 5 huruf.
a. Tiga surat yang diawali oleh hanya satu huruf yakni :
    (i) Surat Shad [38], diawali dengan huruf Shad
    (ii) Surat Qaf [50], diawali dengan huruf Qaf
    (iii) Surat Nun atau Qalam [68], diawali dengan huruf Nun
b. Sepuluh surat yang diawali oleh kombindasi dari 2 huruf yakni :
    Tiga dari sepuluh hanya terjadi pada satu kalinya :
    (i) Surat Taha [20], diawali oleh huruf Ta dan Ha
    (ii) Surat An Naml [27], diawali oleh huruf Ta Sin
    (iii) Surat Yasin [36], diawali oleh huruf Ya Sin
    Awalan huruf Ha Mim terdapat pada 7 surat yakni dari surat 40 sampai surat 46 yakni :
    (i) Surat Ghafir atau Al Mu'minun [40]
    (ii) Surat Fussilat [41]
    (iii) Surat Al Shura [42]
    (iv) Surat Al Zukhruf [43]
    (v) Surat Al Dukhan [44]
    (vi) Surat Al Jathiyah [45]
    (vii) Surat Al Ahqaf [46]
c. Ada tiga kombinadasi dari tiga huruf yang terdapat pada 14 surat
    Alif Lam Mim terdapat pada 6 surat yakni :
    (i) Surat Al Baqarah [2]
    (ii) Surat Ali Imran [3]
    (iii) Surat Al Ankabut [29]
    (iv) Surat Ar Rum [30]
    (v) Surat Luqman [31]
    (vi) Surat Al Sajdah [32]
    Alif Lam Ra terdapat pada 6 surat yakni mulai dari surat 10 sampai surat 15 :
    (i) Surat Yunus [10]
    (ii) Surat Hud [11]
    (iii) Surat Yusuf [12]
    (iv) Surat Al Rad [13]
    (v) Surat Ibrahim [14]
    (vi) Surat Al Hijr [15]
    Ta Sin Mim terdapat pada dua surat yakni :
    (i) Surat Al Shura [26]
    (ii) Surat Al Qasas [28]
d. Kombinasi dari empat huruf terdapat pada dua surat yakni :
    (i) Surat Al A'raf [7], diawali dengan huruf Alif Lam Mim Shad
    (ii) Surat Al Anfal [8], diawali dengan huruf Alim Lam Mim Shad
e. Kombinasi dari lima huruf terdapat pada dua surat yakni :
    (i) Surat Maryam [19] diawali dengan huruf Kaf Ha Ya 'Ain Shad
    (ii) Surat Al Shura [42] diawali dengan huruf Ha Mim 'Ain Sin Qaf
Surat Al Shura [42] memiliki kombinasi ganda dari huruf-huruf perangkai tersebut ke dalam satu set dari dua huruf dan diikuti oleh satu set dari tiga huruf.

2. Arti dari huruf-huruf perangkai tersebut
Arti dan tujuan dari huruf-huruf tersebut tidaklah jelas. Ada beberapa penjelasan yang diberikan oleh sarjana-sarjana Muslim selama berabad-abad. Beberapa dari pendapat mereka adalah sebagai berikut:
  • Huruf-huruf ini merupakan singkatan dari bebreapa kalimat. Sebagai contoh, Alif Lam Mim berarti Ana-Allahu-a'Laam atau Nun berarti Nur (cahaya), dan sebagainya
  • Huruf-huruf tersebut bukanlah singkatan atau pelengkap tetapi merupakan simbol dan nama Allah atau yang relevan dengan itu
  • Huruf-huruf tersebut digunakan sebagai pelengkap ritme irama pembacaan
  • Huruf-huruf tersebut memiliki nilai numerik tertentu seperti halnya juga huruf-huruf yang kita kenal sekarang memiliki nilai numerik tertentu
  • Huruf-huruf tersebut digunakan untuk mendapatkan perhatian dari pembacanya
Dan banyak lagi penjelasan-penjelasan yang didapat menurut banyak sarjana Islam.

3. Penjelasan terbaik pada huruf-huruf tersebut
Semua penjelasan yang telah diberikan oleh sarjana-sarjana Islam, salah satunya yang paling otentik dan juga didukung oleh tafsir berdasarkan Ibnu Kathir, Zamakshari, dan Ibnu Taimiyah adalah sebagai berikut :
Tubuh manusia terdiri dari elemen-elemen fundamental penyusun tubuh yang dapat ditemukan pada alam. Seperti halnya sperma dan debu sebagai elemen dasar dari pembentukan yang fundamental. Kemudian juga dikatakan bahwa manusia juga berasal darinya.
Kita semua dapat memiliki akses kepada elemen-elemen yang ditemukan di dalam tubuh manusia, dan menambahkan beberapa galon air, yang merupakan unsur utama pembentuk tubuh. Kita tahu elemen-elemen tersebut ada di dalam tubuh manusia tapi kemudian kita menjadi tidak tahu saat dihadapkan pada apa rahasia kehidupan.
Mirip dengan itu bahwa Al Quran memberitahu kepada mereka-mereka yang menolak ketuhanan Allah. Dikatakan bahwa Al Quran ini ada di dalam bahasa mereka yakni bahasa Arab. Al Quran berisi huruf-huruf yang sama dengan yang digunakan oleh bangsa Arab.
Bangsa Arab begitu membanggakan bahasa mereka pada saat itu dan kemudian menjadi tidak ada apa-apanya saat Al Quran diturunkan. Dengan huruf-huruf yang sama, Alif Lam Mim, Ya Sin, Ha Mim, dst., (dalam bahasa Indonesia analoginya seperti huruf A,B,C,D, dst) maka Al Quran menantang umat manusia untuk membuat sebuah surat yang mirip dengan yang ada dalam Al Quran dari sisi keindahan dan maknanya, jika mereka meragukan Al Quran.
Sebagai awal, Al Quran menantang kepada semua manusia dan jin untuk membuat yang serupa dengan Al Quran. Dan mereka semua tidak akan dapat membuatnya meskipun satu sama lain saling membantu. Tantangan ini dikatakan di dalam Surat Al Isra [17] ayat 88 dan di Surat Thur [52] ayat 34.
Kemudian Al Quran mengulangi tantangannya di dalam Surat Hud [11] ayat 13 dengan mengatakan bahwa cobalah buat sepuluh surat seperti yang ada di dalam Al Quran. Dan dalam Surat Yunus [10] ayat 38 dikatakan bahwa cobalah buat satu surat saja seperti yang ada di dalam Al Quran. Dan akhirnya tantangan termudahnya diberikan dalam surat Al Baqarah [2] ayat 23 dan 24.
“Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Qur'an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Qur'an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.
(Surat Al Baqarah [2] ayat 23)
Maka jika kamu tidak dapat membuat (nya) dan pasti kamu tidak akan dapat membuat (nya), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir. “ (Surat Al Baqarah [2] ayat 24)
Untuk membandingkan kemampuan dari dua orang seniman, maka harus ada sebuah contoh dari materi yang dibandingkan sehingga performa mereka dapat dievaluasi ketika membuat hal yang sama. Materi utama dari bahasa Arab adalah huruf-huruf pembentuknya seperti Alif, Lam, Mim, Ya, Sin, Nun, Qaf, Shad, dst (sama seperti alfabet A,B,C,D,E,dst). Keajaiban bahasa di dalam Al Quran tidak akan dapat disangkal hanya karena Al Quran merupakan firman Allah, tetapi juga pada kenyataan bahwa meskipun disusun atau dibuat dengan huruf-huruf yang sama yang dipakai oleh bangsa Arab, Al Quran tidak akan dapat tertandingi.
Dan kenyataannya, hingga saat ini, baik muslim maupun non-muslim tidak pernah dapat menandingi Al Quran dari sisi tata bahasa, keindahan, maupun isi yang dikandung di dalamnya. Tantangan Al Quran tidak akan pernah bisa terjawab karena memang manusia dan jin (meskipun mereka saling membantu) tidak akan mampu mencapai pengetahuan Allah SWT.
Dalam bahasa manusia, seolah Allah ingin mengatakan kepada mereka-mereka yang ragu bahwa Al Quran bukanlah firman Allah seperti ini : "Hai manusia, aku baru menggunakan kombinasi huruf-huruf dari bahasa yang kalian pakai saja, tapi kalian sudah tidak mampu membuat yang sebanding dengan itu. Ayo buktikan, buatlah yang seperti Al Quran. Dan kalian tidak akan dapat membuatnya. Dulu, sekarang, dan sampai kapanpun, kalian tidak akan mampu.”.
Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya.

Kawan sebagai Pengingatku

Tergerak dari semangat kawanku yang sedang belajar menjadi blogger dan keinginan kawanku yg lain agar memunculkan blogku di salah satu institusi, timbul kembali keinginanku untuk membuka kembali blog ini yg sudah lama terlupakan.
Terimakasih kawan2 yang telah mengingatkanku......